Tunjukanlah Bukti Patuh Setiamu Pada Allah Pada Rasulullah dan Ulil Amrimu Tepatnya Ulil Amri Islam, Itulah Jihad Fisabilillah

Senin, 11 Januari 2010

KETIKA KEMATIAN MENJELANG

Ketika kematian datang, ajal mencabut nyawa, maka jangan lagi bicara kekuasaan, kekayaan, kemegahan, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut tak akan menolong sedikit pun. Kita boleh ujub dengan keperkasaan kita semasa hidup, tapi sekali-kali itu akan lenyap dan sirna kala malaikat maut menarik ruh dari jasadnya.

Wahai diri yang setiap hari menjejali kepala ini dengan dengki, sombong, prasangka. Akankah kau bawa mati semua itu? Akankah menyelamatkanmu dari siksa kuburmu? Akankah membuatmu mulia di pengadilan agung di Padang Mahsyar kelak?

Demi Allah. Kematian pasti datang. Hitunglah hari demi hari yang kita jalani. Rasakan kehadiran malaikut pencabut nyawa itu. Izrail selalui mengintai kita, menunggu titah Allah mencabut nyawa ini ketika sudah waktunya. Dan ketika telah datang Kiamat Sughra itu, sang jasad yang angkuh dan merasa diri hebat ini tak lebih dari batangan kayu kropos yang hina di hadapan Allah.

Iblis terusir dari surga karena kesombongannya...

Sombong, angkuh, congkak. Menganggap diri lebih mulia dari orang lain. Menganggap orang lain lebih hina. Menyepelekan orang lain. Petantang-petenteng. Merasa otaknya paling cerdas, merasa badannya paling kuat, merasa uangnya paling banyak, merasa kelebihannya adalah kehebatan yang tidak memiliki korelasi apapun dengan Allah.

Padahal ketika Allah menyambanginya dengan kesakitan, maka tergoleklah badan congkak itu. Apalagi Allah mengirim sakaratul maut. Jasad gagah di hadapan manusia, tapi hina di hadapan Allah, tak lebih dari batangan kayu kropos yang tak lagi bernilai.

Manusia mati. Dimana kehebatan itu? Dimana kedigdayaan itu? Dimana keunggulan itu? Dimana congkak itu? Dimana kedengkian itu? Dimana ujub itu? Dimana ghurur keterpedayaan itu? Dimana wajah diri yang sombong itu?

Kubur menjadi tempat persinggahannya. Lubang kecil, pengab, penuh cacing-cacing tanah, jasad telanjang hina. Jangan kau bangga-banggakan lagi kecantikan itu. Jangan kaubangga-banggakan lagi kegagahanmu itu. Jangan lagi sebut kesaktianmu itu. Jangan kau sombongkan kehebatanmu semasa di dunia. Engkau sekarang tak lebih dari cacing-cacing dan para binatang tanah yang memakan tubuhmu itu sekarang.

Nikmatilah alam kuburmu. Ingati kembali masa di duniamu. Niscaya engkau baru tahu bahwa kebanggaan dan kecongkakan yang selama ini rajin kau tanam di dalam batok kepalamu hanya mendatangkan kehinaan di sebuah ruang pengab yang penuh dengan cacing-cacing tanah yang segera mencincang jasad kroposmu itu.
Kembalilah kepada Robb mu dengan amal-amalmu yang sholih.
Selamatkan diri dari azab Allah dan masukan zasad-jasadmu kedalam Jannahnya. Amin

Tidak ada komentar:

AKSI NYATA MODUL 3.3 GURU PENGGERAK

AKSI NYATA MODUL 3.3 GURU PENGGERAK